Alcal-Modcoll

https://www.instagram.com/tv/B4DacHRBo6g/?igshid=5d41atgiqabw

Minggu, 09 Mei 2021

Mukhlashin

 "Qola Robbi bima aghwaitani lauzayyinanna lahum fil ardhi, wa laughwiyanna hum ajma'in. Illa 'ibadaka minhumul Mukhlashin." [QS.15 : 39-40]


Saya punya 2 sahabat. Yang pertama bernama Mukhlis dan yang kedua bernama Mukhlas. Nama keduanya, sepintas, memilki arti yang sama : orang yang ikhlas. Sebaris dengan itu, saya juga punya sahabat lain, yang bernama Mukhlashin, dan yang satunya lagi Mukhlisin. Keduanya juga, selintas,  mempunyai arti yang sama :  orang-orang yang ikhlas. Bedanya, Mukhlas dan Mukhlis menunjukkan bentuk tunggal atau mufrad. Sementara, Mukhlashin dan Mukhlishin, menunjukkan bentuk  jama'. 


Kedua istilah tersebut, meskipun berasal dari akar kata yang sama. Namun, memiliki makna yang berbeda. Hal ini cukup banyak dibahas dalam kajian tafsir. Coba saja  lihat terjemahan Al Qur'an untuk QS. 15 : 40. Sebagian menerjemahkan dengan : " Kecuali hamba-hamba Mu yang ikhlas..." Sebagian lagi mengartikan dengan : "Kecuali hamba-hamba Mu yang terpilih..." Banyak juga yang tidak menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia : "Kecuali hamba-hamba Mu yang Mukhlas..."


Saya ingat cerita seorang sahabat, tentang percakapan dosen saya, Alm. Prof.Taufiq Dardiri --- ampunan dan kebahagiaan baginya --- yang ahli dalam sastra Arab, dengan guru saya, Kiai Khiyaruddin, yang ahli dalam kajian tafsir Al Quran. 


Prof. Taufiq bertanya : "Apa beda Mukhlisin dengan Mukhlashin, yang terdapat di beberapa tempat dalam Al Quran. Alih-alih menjawab langsung. Justru Kiai Khiyaruddin bertanya : "Apa beda antara orang yang bisa bernyanyi,  dengan penyanyi?" 


Sambil tersenyum, Prof Taufiq yang kebetulan memiliki suara merdu dan jago bernyanyi, menjawab : "Semua orang mungkin bisa bernyanyi. Tapi tidak semua orang penyanyi." Tidak berhenti hanya sampai di situ, Prof Taufiq menambahkan : "Penyanyi berarti orang yang memiliki kualitas suara dan menguasai teknik bernyanyi dengan baik. Biasanya juga, telah teruji tampil bernyanyi di banyak panggung dan kesempatan."


Mendengar jawaban Prof. Taufiq, Kiai Khiyaruddin menimpali : "Nah, persis seperti itu perbedaan antara Mukhlisin dengan Mukhlashin. Mukhlishin,  orang yang berusaha melakukan segala sesuatu dengan ikhlas. Sementara Mukhlashin, orang yang telah teruji keikhlasannya. Sehingga, keikhlasan telah menjadi watak dan karakternya."


"Jadi, orang yang Mukhlashin sudah pasti mukhlishin. Sementara orang yang Mukhlishin, belum tentu Mukhlashin. Oleh karena itu, kata Mukhlashin dalam Al Qur'an, kerap dihubungkan dengan para Rasul dan Nabi. Orang-orang pilihan, "pungkas Kiai Khiyaruddin, menutup penjelasannya.


Jadi, Mukhlisin menunjukkan tahapan awal orang yang berusaha dan berproses menjadi orang yang ikhlas. Sementara, Mukhlashin adalah orang yang sudah Istiqomah di dalam keihklasan. Ikhlas tidak lagi berjarak dengan diri dan hidupnya. Ikhlas telah mendarah daging pada setiap tarikan dan hembusan nafasnya. Dengan begitu, atas ijin Allah, ia menjadi orang terpilih di hadapan-Nya. 


Tentu saja, iblis mati gaya menghadapi orang yang demikian. Sebab, hidup dan matinya untuk dan karena Allah. Sholat dan seluruh ibadahnya untuk dan karena Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar