Assalamu'alaikum,
Ketika berpapasan, ia tidak menoleh, apalagi melempar salam. Hati kita menyimpulkan : "Sombong, mentang-mentang baru dapat jabatan". Padahal, justru ia sedang dalam posisi gawat darurat, berhadapan dengan masalah yang berat. Bukan hanya jabatan, bahkan statusnya sebagai karyawan, sedang dipertaruhkan.
Sewaktu kita naik motor saat hujan. Tiba-tiba ada mobil berlari kencang. Air membasahi seluruh badan. "Dasar, mentang-mentang kaya, ugal-ugalan !" Padahal, istrinya sedang bermasalah jelang melahirkan, dokter minta persetujuan dan tanda tangan. Nyawa istri dan calon anaknya dipertaruhkan, seberapa cepat ia ada di ruang persalinan.
Potret yang tampak di serambi depan, bisa saja bukan pantulan dari apa yang ada di ruang dalam. Apalagi, yang ada di bagian belakang. Riak yang tampak di permukaan, mungkin saja, bukan gambaran yang tersimpan rapat di lubuk hati paling dalam.
Kita lihat ia begitu bahagia. Padahal duka menyelimuti hidupnya. Tapi, ia tutup rapat-rapat, karena berharap ganjaran kebaikan di akhirat. Hanya ia curahkan dan ceritakan kepada Allah yang Maha Rahman. Tempat segala ibadah ditujukan dan berpulang. Segala harapan dan pertolongan dihamparkan.
Allah berpesan, agar menjauh dari buruk sangka. Sebab, ia mesin pengganda dosa paling luar biasa. Pencuri sangat ahli, membawa pergi kebahagiaan dari hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar